BERANDARAKYAT.com – Menteri Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto dikabarkan telah ditusuk orang tak di kenal saat melakukan kunjungan ke Banten. Penusukan tersebut terjadi tepatnya itu di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019) siang.
Wiranto ditikam saat hendak pulang ke Jakarta usai menghadiri acara peresmian Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla’ul Anwar yang beralamat di Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi.
Pelaku langsung diamankan oleh aparat Kepolisian setempat untuk dimintai keterangan. Diketahui kedua pelaku yang melancarkan aksinya tersebut merupakan sepasang suami istri. Adapun nama pelaku tersebut yakni Syahril Alamsyah (31 th) alias Abu Rara dan Fitri Andriana (21 th). Belum diketahui motif pelaku melakukan aksi nekad itu, namun kabarnya kedua pelaku merupakan anggota teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi.
Dikutip dari laman Tempo.co, Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan mengatakan pihaknya telah memantau pelaku penusuk Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto sejak tiga bulan lalu.
“Kami sudah pantau khusus pelaku ini tiga bulan yang lalu. Kan pindah dari Kediri ke Bogor, kemudian dari Bogor pindah ke Menes karena cerai dengan istri pertama,” kata Budi di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Kamis, 10 Oktober 2019.
Budi memastikan pelaku penusuk Syahrial Alamsyah alias Abu Rara adalah teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi.
Di Menes, Pandeglang, kata Budi, pelaku menikah lagi. “Dan memang sel-sel seperti ini cukup banyak, sehingga kami mengimbau agar masyarakat tidak ikut dan memantau mengawasi sel seperti ini,” kata dia.
Budi menegaskan, penusukan ini ada kaitannya dengan lima orang yang ditangkap di Bekasi karena merencanakan bom. Aksi JAD ini juga dikatakan Budi diprakarsai Abu Rara.
“Abu Rara sudah kami pantau beberapa kali mulai mengumpulkan pisau. Belum pada tahapan bom, tapi pola-pola seperti itu bisa juga dengan pisau senjata,” ujar Budi.
BG, begitu Budi disapa, mengatakan pihaknya telah mendeteksi adanya pergerakan JAD menjelang pelantikan Presiden. “Sehingga harus kami dengar dan waspada,” katanya.
(Tempo.co)