Ambon (ANTARA) – Kepala seksi Data dan Informasi BMKG pusat gempa regional IX Ambon, Andi Azhar Rusdin mengatakan, frekuensi gempa bumi tektonik susulan di wilayah ini sudah mencapai 1.520 kali.
“Frekwensi gempa bumi pascagempa utama pada 26 September 2019 hingga hari ini Senin, (14/10) pukul 13:00 WIT tercatat 1.520 kejadian gempa bumi dan informasi dari masyarakat bahwa yang dirasakan guncangannya sebanyak 176 kali gempa susulan,” kata Andi Azhar di Ambon, Senin.
Kalau dibandingkan dengan Palu, Aceh, atau Lombok, di Maluku merupakan gempa bumi susulan terbanyak.
Kalau gempa bumi tektonik dengan magnitudo 6 itu terjadi pada bidang-bidang yang sangat luas sebab zona-zona patahan ini memiliki batuan yang rapuh sehingga butuh proses untuk menstabilkan zona tersebut.
“Tetapi kita mensyukuri gempa bumi di Maluku ini tidak sebesar yang terjadi di Lombok dan Palu yang gempa susulannya sedikit tetapi magnitudonya di atas lima,” ujarnya.
Kalau gempa bumi susulan yang terjadi di Maluku kekuatannya rata-rata bermagnitudo 3,5
Gempa bumi tektonik yang melanda Pulau Ambon, Haruku, dan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat hingga kini telah mengakibatkan sedikitnya 39 orang meninggal dunia.
Dampak dari bencana tersebut, lebih dari 135 ribu orang mengungsi dan rumah rusak berat, ringan, atau pun sedang mencapai ribuan unit.