Wall Street dibuka jatuh seiring kekhawatiran resesi meningkat

admin

New York (ANTARA) – Indeks saham di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat (AS) dibuka jatuh pada Kamis pagi waktu setempat, dengan saham pertumbuhan menanggung beban aksi jual, setelah kenaikan suku bunga terbesar bank sentral Federal Reserve (Fed) untuk memerangi inflasi yang tinggi selama beberapa dekade yang memicu kekhawatiran resesi.

Semua dari 11 sektor utama Indeks S&P jatuh di perdagangan pagi, dengan sektor energi dan konsumsi memimpin kerugian, masing-masing turun 4,2 persen dan 3,6 persen.

Perusahaan pertumbuhan mega-cap Amazon.com, Microsoft Corp, Apple Inc, dan Tesla Inc tergelincir antara 2,5 persen dan persen, yang juga tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS.

Pada pukul 09:56 pagi waktu setempat, semua komponen Indeks Dow Jones berada di zona merah dan 496 konstituen indeks S&P 500 jatuh.

Indeks acuan menghentikan penurunan beruntun lima sesi pada hari Rabu setelah kenaikan suku bunga Fed 75 basis poin sesuai ekspektasi pasar.

Ekuitas telah berada di bawah tekanan hampir sepanjang tahun di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang lonjakan inflasi dan biaya pinjaman yang lebih tinggi, dengan proyeksi terbaru bank sentral tentang perlambatan ekonomi AS dan meningkatnya pengangguran dalam beberapa bulan mendatang, yang hanya memicu kekhawatiran.

“Kami melihatnya semakin mungkin bahwa resesi dan pengangguran yang lebih tinggi akan diperlukan untuk menjinakkan inflasi, dengan gambaran makro yang suram membayangi pasar,” kata Kepala Ekuitas Global Federated Hermes Ltd, Geir Lode.

Wells Fargo mengatakan kemungkinan resesi sekarang lebih dari 50 persen menyusul keputusan Fed.

Indeks S&P 500 menurun 22,6 persen tahun ini dan berada di pasar bearish karena investor bergulat dengan perlambatan tajam dalam pertumbuhan.

“Secara teknis, pasar tetap lemah,” kata Kepala Ekonom Pasar Spartan Capital Securities, Peter Cardillo, di New York.

“Reli Fed memudar karena investor mempertanyakan kemampuan bank sentral untuk mengatur pendaratan lunak. Pasar bearish masih dalam kekuatan penuh dan belum mencapai tingkat di mana saham dapat dengan nyaman bangkit.”

Pada pukul 09:56 waktu setempat Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 692,04 poin atau 2,26 persen menjadi pada 29.976,49, Indeks S&P 500 menurun 105,57 poin, atau 2,79 persen menjadi pada 3.684,42, dan Indeks Komposit Nasdaq tergelincur 355,94 poin, atau 3,21 persen menjadi pada 10.743,21.

Di antara bank-bank besar AS, Morgan Stanley memimpin kerugian dengan penurunan 4 persen.

Saham yang turun melampaui yang naik dengan rasio 15,15 banding 1 di Bursa Efek New York (NYSE) dan rasio 7,14 banding 1 di Nasdaq.

Indeks S&P mencatat satu saham tertinggi baru dalam 52-minggu dan 78 terendah baru, sedangkan Nasdaq mencatat tiga saham tertinggi baru dan 400 terendah baru.
 

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2022

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer