Mataram (ANTARA) – Warga Nusa Tenggara Barat diimbau untuk sementara waktu tidak berpergian ke Singapura sebagai langkah antisipasi virus corona atau Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Selasa mengatakan, hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang telah meningkatkan status kewaspadaan perjalanan (travel warning) ke Singapura menjadi kuning. Artinya warga yang pergi harus berhati-hati.
“Kalau memang sangat penting pergi ke sana, silahkan pergi, tapi lindungi diri,” kata dr Eka di Mataram.
Ia menyatakan, sebelum berangkat ke Singapura mereka harus pastikan kondisi fisiknya kuat dan sehat.
“Kemudian pakai masker supaya kita tidak tertular,” terangnya.
Dari tiga negara tetangga yang terkena corona, Singapura, Malaysia, dan Australia. Singapura paling diwaspadai karena intensitas penerbangan langsung warga NTB ke sana cukup tinggi.
“Ini yang perlu kita waspadai,” ucap Eka.
Guna mengantisipasi masuknya virus corona, Pemprov NTB tetap memberlakukan SOP penanganan sesuai standar WHO. Khusus bagi mereka yang datang Singapura, jika mereka batuk pilek tanpa disertai panas akan diawasi.
“Beda dengan Wuhan kemarin, kalau dari Singapura ini kita karantina rumah,” tegasnya.
Menurut Eka, hal itu juga sesuai petunjuk dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
“Kalau dalam keadaan sakit pulang dari sana (Singapura) kita kenakan karantina rumah,” jelasnya.
SOP itu, lanjutnya juga sama dengan perlakuan yang diberikan kepada warga yang pulang umrah dan haji.
“Kalau sakit mereka kita kenakan karantina rumah,” katanya.