Tanjungpinang (ANTARA) – Kebijkan Pemerintah Malaysia menutup sementara semua sistem “autogate” dan “e-gate” di semua pintu masuk seluruh negara bagian sejak semalam tidak mempengaruhi kunjungan warga negara tersebut ke Tanjungpinang maupun sebaliknya, kata Penyelia Imigrasi di Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura Kota Tanjungpinang, Brama Setia.
“Tidak akan mengurangi jumlah kunjungan dari Malaysia ke Tanjungpimang maupun sebaliknya. Kebijakan itu sebagai bentuk pengetatan pengawasan orang untuk mencegah virus corona,” ujarnya di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang, Kamis.
Ia mengatakan penutupan akses semua sistem “autogate” dan “e-gate” bukan berarti menolak warga Tanjungpinang maupun kota lainnya di Indonesia menuju Malaysia. Kebijakan itu dilakukan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 sehingga pemeriksaan dilakukan melalui sistem, bukan oleh petugas secara langsung.
Di Indonesia juga ada sarana seperti itu. Sistem “autogate” dibangun di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus, seperti Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Hang Nadim Batam.
“Autogate itu merupakan sarana pemeriksaan keimigrasian melalui pintu pelintasan otomatis,” ucapnya.
Brama mengemukakan jumlah penumpang dari Malaysia menuju Tanjungpinang maupun dari Tanjungpinang menuju Malaysia turun drastis sejak permasalahan Covid-19 mencuat. Semalam, kapal feri yang membawa penumpang dari Tanjungpinang menuju Malaysia, contohnya, hanya tiga orang. Begitu pula jumlah penumpang dari Malaysia menuju Tanjungpinang rata-rata tidak mencapai 10 orang.
Kondisi hari ini pun tidak jauh beda dengan hari-hari sebelumnya.
“Hari ini juga jumlah penumpang hanya sedikit, paling banyak hanya swkitar 20 orang,” tuturnya.
Baca juga: Malaysia tutup sistem “autogate” di pintu masuk negara
Baca juga: BP2MI kembali amankan puluhan calon TKI ilegal tujuan Malaysia
Baca juga: Antisipasi COVID-19, Dinkes Tanjungpinang pantau kesehatan empat warga
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Tunggul Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2020