Makassar (ANTARA) – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dr Ichsan Mustari mengklaim jumlah kasus positif yang semakin bertambah di wilayah itu terjadi karena tujuh laboratorium telah beroperasi untuk melakukan uji spesimen terkait COVID-19.
“Ini juga karena adanya pemeriksaan semakin cepat, terakhir ini ada tujuh laboratorium berfungsi dengan rata-rata 350-400 spesimen yang diperiksa setiap harinya,” ucapnya di Makassar, Minggu.
Adapun laboratorium yang dimaksud adalah Laboratorium RSUP Unhas, Laboratorium RSUD Wahidin Sudirohusodo dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar.
Sementara empat laboratorium lainnya yang baru saja difungsikan untuk pemeriksaan swab PCR COVID-19 ialah Balai Besar Veteriner Maros, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Makassar, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Makassar dan Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Soppeng.
Menurut dr Ichsan, pengoperasian tujuh laboratorium ini memiliki plus-minus. Ia menyebutkan dampak positifnya karena hasil uji spesimen lebih cepat diketahui sehingga tracking atau pelacakan ODP pun semakin cepat.
“Sementara negatifnya ialah penurunan belum terlihat, tetapi waktu tunggu mendapat hasil semakin cepat,” katanya.
Dokter Ichsan mengemukakan secara umum jumlah kasus COVID-19 memang ada penambahan di sejumlah kabupaten, seperti Kabupaten Sinjai dan Luwu.
Sementara pada wilayah Kota Makassar, kata dia, sudah ada peningkatan sejak 14 Mei dengan angka yang cukup tinggi selama PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dilakukan.
“Ini juga memang karena penambahan lab tadi, hari ini (16/05) Makassar ada 17 orang. Analisis kami kalaupun ada penurunan, jumlahnya tetap fluktuatif. Kami tetap mengupayakan agar jangan sampai yang mengidap virus ini semakin parah sakitnya,” ujarnya.
Berdasarkan data terakhir melalui website Pemprov Sulsel, pasien positif COVID-19 di Sulsel sebanyak 917 orang, 552 orang di antaranya masih dirawat, 313 orang sembuh dan 52 orang meninggal dunia.
Sementara pasien kategori PDP sebanyak 1.386 orang dan 122 di antaranya telah meninggal dunia, sedangkan masih dalam proses follow up 322 orang.