Manokwari (ANTARA) – Sensus Penduduk tahun 2020 (SP2020) menjadi modal dasar untuk bergerak menuju Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat, Maritje Pattiwaella di Manokwari, Selasa.
Ia menjelaskan, terdapat 22 variabel atau pertanyaan pada sensus baik dalam metode mandiri maupun pencacahan ke rumah-rumah. Selain jumlah penduduk banyak item lain yang akan diperoleh melalui sensus tersebut.
“Sensus ini menggunakan data dasar dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Sehingga sensus ini akan mengarah pada satu data kependudukan,” ucap Maritje.
Kedepan jika pemerintah menginginkan, ujar dia cukup menggunakan satu nomor identitas untuk segala jenis pelayanan yakni nomor induk kependudukan.
Selanjutnya, dari SP2020 akan diketahui jumlah, komposisi serta distribusi penduduk di seluruh wilayah. Sekaligus melalui sensus ini pemerintah bisa mengetahui proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2045.
“Sebagai data acuan dalam pelaksanaan Pilkada, program lintas sektor pada kementerian/lembaga termasuk pemerintah daerah. Untuk Papua Barat, data yang disuguhkan dari hasil sensus ini bisa manfaatkan sebagai dasar dalam melaksanakan pembangunan,” jelas dia.
Ia menambahkan, sensus penduduk 2020 dilaksanakan melalui dua metode yakni secara mandiri yang berbasis pada teknologi daring/online serta metod pencacahan dari rumah ke rumah.
Saat ini sensus online belum bisa diterapkan secara menyeluruh mengingat tidak semua daerah dapat mengakses jaringan internet.
“Ke depan mudah-mudahan sensus mandiri bisa dilaksanakan di seluruh wilayah di Papua Barat bahkan di seluruh Indonesia. Dengan demikian setiap saat masyarakat bisa melaporkan data kependudukan sehingga sensus tak perlu lagi dilakukan,” terang Maritje.