Seni, Cuan, dan Kisah di Balik Layar Pembuatan Film Porno

Harly

Film ‘biru’ atau film porno kerap menjadi kontrovesi. Ada yang menyebutnya memalukan, ada juga yang menyebutnya sebagai sebuah seni.

Pastinya, ia saat ini menjadi lahan industri, penghasil cuan bagi si produsen.

Film porno sendiri juga menyisakan banyak pertanyaan tentang sebuah hal dalam film tersebut, mulai dari para pemeran, adegan, hingga bagaimana suasana syuting di belakang layar.

Tak selalu berjalan mulus, suasana di belakang layar juga canggung bahkan banyak hal konyol maupun tidak mengenakkan terjadi. Berikut ada 9 hal yang tidak mengenakkan di balik layar pembuatan film porno.

1. Botol pelumas yang terlihat tidak selalu merupakan botol pelumas

Dalam set film porno, biasanya ada banyak produk, termasuk pelumas sebagai alat peraga. Banyak situs berhati-hati untuk menutupi label produk apapun pada alat peraga mereka.

Terkadang, karena labelnya telah ditutupi, para aktor bahkan salah mengambil pelumas yang ternyata adalah handsinitizer atau produk lainnya.

2. Langsung bekerja sebelum berkenalan

Film porno terlihat memiliki alur yang teratur, namun di belakang itu, tak jarang sutradara meminta para pemeran untuk membuat adegan intim terlebih dahulu baru merekam dialog pengantar.

Jadi, mereka melakukan adegan seks dengan seseorang sebelum menyapa mereka secara verbal atau secara resmi.

Sutradara juga sering meminta untuk menahan adegan yang dilakukan jika mereka ingin mendapatkan bidikan yang lebih ketat dan lebih bagus, tidak peduli apakah para pemeran mungkin sudah dekat dengan orgasmenya. Bagi para aktor, ini adalah yang terburuk, karena mereka harus mempertahankan ereksinya.

3. Sulitnya persiapan adegan seks anal

Seks anal dalam film porno merupakan salah satu adegan spesial. Mempersiapkan adegan tersebut pun merupakan bentuk seni. Para pemeran, khususnya perempuan, dibayar ekstra untuk seks anal di depan kamera.

Perlu perjuangan untuk membuat adegan seks anal, mulai dari diet khusus, pembersihan tubuh dan organ intim, hingga mencukur semua rambut.

Ditambah lagi, para pemeran biasanya menghabiskan waktu senggang selama pemotretan dengan berjongkok secara canggung di sebuah sudut dengan butt plug yang dimasukkan. Ukuran butt plug semakin lama semakin besar untuk merilekskan bokong para pemeran.

4. Film porno tidak akan peduli soal hari buruk aktornya

Syuting film tak akan berhenti meski jika para pemerannya mengalami hari yang cukup buruk atau tidak bersahabat. Para aktris dan aktor tetap harus profesional untuk syuting, bahkan jika tubuhnya sedang sakit. Saat dalam suasana hati yang baik, pekerjaan seks mungkin menjadi pekerjaan terbaik. Tetapi jika sebaliknya, mungkin akan berakhir dengan menangis di kamar.

5. Kecanggungan bermain tanpa diiringi musik

Karena undang-undang pelanggaran hak cipta, situs film porno tidak bisa begitu saja menggunakan musik apa pun untuk mengiringi adegan mereka. Tentunya ini membuat para pemeran menjadi canggung saat beradegan.

Tak hanya itu, keheningan tersebut juga merupakan pilihan yang paling murah dan populer untuk produksi film porno.

6. Terkadang lawan main bulan selera

Pemeran film porno datang dalam berbagai penampilan, usia, dan orientasi seksual. Banyak pemain heteroseksual akan siap melakukan seks gay di depan kamera, dan banyak pemain gay beradegan sesuai dengan orientasinya.

Memiliki lawan main yang menarik hati, atau saling tertarik satu sama lain, tentu akan meningkatkan chemistry pada kamera. Hasil adegan pun akan tampak seotentik mungkin.

Tapi, menurut penuturan para pemeran film porno, mereka sesekali akan dipasangkan dengan seseorang yang, yah, tidak mengerti apa yang mereka katakan atau tidak ‘nyambung’ dengan mereka.

7. Cedera saat beradegan adalah hal nyata dan tidak nyaman

Para pemeran juga mengaku bahwa mereka kerap kali menderita cedera berbagai bagian tubuh mereka, khususnya di area genital. Menurut pengakuan para pemeran pada Marie Claire, film porno hanya untuk konsumsi, bukan imitasi.

8. Sesi wawancara setelah berhubungan seks

Banyak situs porno berkomitmen untuk menunjukkan bahwa para pemainnya adalah orang-orang nyata yang antusias dengan pekerjaannya. Jadi tidak jarang sutradara meminta mereka melakukan wawancara singkat setelah beradegan.

9. Hubungan seks di mana saja

Masyarakat di manapun daerahnya cukup tertutup terhadap fetish yang tabu. Kebanyakan dari kita terbiasa berhubungan seks di kamar tidur. Sementara itu, film porno memiliki banyak fantasi seks yang tak pernah terpikir sebelumnya.

Para pemeran harus beradegan tak hanya di kamar tidur, tapi juga di gym, taman, kamar mandi, mobil, hingga dapur. Semakin “tidak konvensional” set film porno, semakin banyak hal-hal yang perlu dipelajari dan ditangani oleh para pemeran film. Mereka juga harus bekerja dalam kondisi cuaca yang tidak diinginkan atau lingkungan yang tidak bisa dikontrol suhunya, dan itu dapat terasa tidak menyenangkan.

Itulah 9 hal tidak mengenakkan di balik layar film porno. Semua yang kita lihat di layar tak semulus aslinya.

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer