Rusia intensifkan serangan, Ukraina siap bertahan

Kiev (ANTARA) – Rusia meningkatkan serangan musim dingin di Ukraina timur dengan mengerahkan puluhan ribu pasukan yang baru dimobilisasi ke medan perang, sementara Kiev memperkirakan wilayah

admin

Kiev (ANTARA) – Rusia meningkatkan serangan musim dingin di Ukraina timur dengan mengerahkan puluhan ribu pasukan yang baru dimobilisasi ke medan perang, sementara Kiev memperkirakan wilayah di timur laut atau selatan akan jadi sasaran serangan Rusia.

Militer Ukraina mengatakan pada Selasa (7/2) bahwa 1.030 tentara Rusia tewas selama 24 jam terakhir, yang merupakan jumlah korban harian tertinggi dalam perang tersebut. Namun, angka tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen. 

Rusia juga mengeklaim telah membunuh sejumlah besar tentara Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.

Menurut versi Rusia, pasukannya telah menjatuhkan 6.500 korban di Ukraina pada Januari.

Kepala keamanan nasional Ukraina Oleksiy Danilov mengatakan dalam sebuah wawancara pada Selasa bahwa Kremlin –kantor pusat pemerintah Rusia– diperkirakan akan menargetkan wilayah Kharkiv di timur laut atau Zaporizhzhia di selatan dalam gelombang serangan baru.

“Upaya serangan, baik ke arah Kharkiv atau Zaporizhzhia tentu saja akan dilakukan,” katanya kepada Reuters, saat berbicara di kantornya di Kiev. “Seberapa sukses mereka akan bergantung pada kita.”

Sementara itu, Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan pada Selasa malam bahwa lebih dari 30 kota dan desa di Kharkiv dan 20 daerah permukiman di Zaporizhzhia telah diserang.

Para pejabat tinggi Ukraina, termasuk Presiden Volodymyr Zelenskyy, mengatakan Moskow akan berusaha melakukan serangan besar lainnya dengan pasukan yang baru dimobilisasi dalam beberapa minggu mendatang saat peringatan satu tahun invasi Rusia semakin mendekati 24 Februari.

“Mereka menginginkan sesuatu untuk ditunjukkan kepada rakyat mereka, dan memiliki keinginan besar untuk melakukan besar pada tanggal tersebut,” kata Danilov.

Setelah Rusia gagal merebut ibu kota Ukraina, Kiev, tahun lalu dan kehilangan dominasi pada paruh kedua tahun 2022, Moskow kini mengerahkan sepenuhnya ratusan ribu pasukan yang dipanggil pada musim gugur dalam mobilisasi pertama mereka sejak Perang Dunia Kedua.

Dalam beberapa minggu terakhir, Rusia selalu membanggakan kemenangan pertama mereka selama setengah tahun.

Tetapi, tidak terlihat kemajuan yang berarti karena sampai saat ini Moskow belum menguasai satu pun kota utama dalam serangan selama musim dingin, meskipun ribuan orang tewas.

Pertempuran dipusatkan selama berbulan-bulan di sekitar Bakhmut yang dikuasai Ukraina di Provinsi Donetsk di kawasan timur. Bakhmut merupakan kota yang sebelum perang memiliki populasi sekitar 75.000 orang. 

Rusia menyatakan telah membuat kemajuan untuk mengepung daerah tersebut dari utara dan selatan, tetapi Ukraina menegaskan bahwa pasukan mereka mampu bertahan.

Danilov menyampaikan prediksi sebelumnya bahwa Rusia masih ingin merebut semua wilayah Donetsk dan Luhansk di timur, yang diklaim Moskow sebagai wilayah mereka sejak referendum –yang ditolak oleh Ukraina dan negara-negara Barat.

Moskow juga melancarkan serangan lebih jauh ke selatan ke Vuhledar, benteng yang dikuasai Ukraina di Provinsi Donetsk di dataran tinggi di persimpangan strategis antara garis depan timur dan selatan.

BANTUAN SENJATA BARU

Sepanjang tahun ini, negara-negara Barat telah menjanjikan ratusan tank dan kendaraan lapis baja ke Ukraina untuk meningkatkan serangan dan mobilitas sampai ke perbatasan Rusia dan menargetkan merebut kembali wilayah pada 2023 ini.

Paket baru bantuan senjata dari Amerika Serikat diperkirakan termasuk roket jarak jauh, yang akan memberi Ukraina kemampuan untuk menyerang jalur pasokan Rusia di semua wilayah yang didudukinya di daratan Ukraina dan sebagian Semenanjung Krimea.
 
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan di Twitter bahwa dia telah berbicara pada Selasa dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tentang bantuan militer baru, sanksi terhadap Rusia, dan “persiapan peristiwa penting.”

Tapi, butuh waktu berbulan-bulan sebelum senjata baru tiba, dan sementara itu Rusia telah memobilisasi kembali pasukan mereka.

Menurut Kremlin, pasokan senjata Barat hanya akan memperluas dan memperpanjang konflik.

“AS dan sekutu-sekutunya berusaha memperpanjang konflik selama mungkin,” kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Selasa  dalam konferensi jarak jauh dengan para pejabat militer.

“Untuk melakukan ini, mereka telah mulai memasok senjata ofensif berat, secara terbuka mendesak Ukraina untuk merebut wilayah kami,” ujarnya. 

Ia mengatakan langkah seperti itu akan berarti menyeret negara-negara anggota NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) ke dalam konflik serta bisa semakin meningkatkan ketegangan. 
 
Penggunaan frasa “wilayah kami” tampaknya merujuk pada empat provinsi Ukraina yang telah dianeksasi Rusia tahun lalu, serta Krimea, yang direbut dari Ukraina pada 2014.

Sumber: Reuters

Baca juga: Jerman resmi setujui pengiriman 178 tank Leopard ke Ukraina

Baca juga: Sekitar 550 objek budaya Ukraina hancur diserang Rusia

 

Presiden Ukraina kenang korban pembunuhan pada Perang Dunia II

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Tia Mutiasari
COPYRIGHT © ANTARA 2023

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer