PT. Pertamina MOR VIII berdayakan kelompok tenun ikat Larat

admin

Ambon (ANTARA) –
PT Pertamina (persero) Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua melakukan pemberdayaan bagi masyarakat terutama kelompok tenun ikat Larat di desa Wayame kota Ambon.

Pemberdayaan bagi kelompok tenun ikat Tanimbar melalui program Coorporate Sosial Responsibility (CSR) telah dilakukan sejak tahun 2019, kata Community Development Officer Pertamina Fuel Terminal Wayame, Dyah Ayu Pujiatikinasih, Sabtu.

Dikatakannya, sesuai UU no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memberdayakan masyarakat di lingkungannya.

PT Pertamina (persero) Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua melakukan pemberdayaan bagi masyarakat terutama kelompok tenun ikat Larat di desa Wayame kota Ambon.

Proses pemberdayaan kelompok tenun ikat, telah dimulai di tahun 2018, dengan memetakan potensi dan masalah yang ada di desa Wayame yang merupakan ring satu pertamina TBBM Wayame.

Dyah mengatakan melihat bahwa salah satu potensi yang dilupakan adalah budaya tenun ikat tanimbar yang merupakan budaya tenun paling tua di Indonesia.

Bukan hanya itu semangat penenun yakni ibu Amanda Welhelmina Langoru sangat tinggi, sehingga dibentuklah kelompok untuk berdayakan masyarakat terutama kaum perempuan dan lansia di desa Wayame.

Proses pemberdayaan dan pelatihan berupa infrastruktur rumah produksi, alat dan bahan tenun.

“kita berharap budaya yang tadinya hanya dimiliki oma Langoru bisa diturunkan kepada generasi selanjutnya, terutama kaum perempuan yang sebelumnya berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga bisa mendapatkan pendapatan dari kelompok tenun ikat, ” tandasnya.

Ketua kelompok tenun bunga Larat, Amanda Welhelmina Langoru menyatakan sangat berterima kasih atas bantuan pemberdayaan dari PT Pertamina.

Sejak pembentukan kelompok pada 13 November 2019, pihaknya mendapat dukungan penuh dari pertamina melalui proses pendampingan.

Selain itu bantuan berupa pembangunan rumah produksi, alat dan bahan untuk menunjang proses produksi tenun ikat bunga Larat agar dapat berkembang.

“Kami sangat bersyukur di tengah pandemi COVID-19 kami para kaum ibu yang merupakan ibu rumah tangga dapat bekerja menghasilkan karya untuk dijual ke pasaran dan meningkatkan pendapatan, ” ujarnya.

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer