Manokwari (ANTARA) – Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Manokwari, Papua Barat, masih memiliki kekurangan personil organik dalam menangani insiden kecelakaan dan bencana di daerah tersebut.
“Personil kami masih minim, sedangkan wilayah kerja kantor SAR Manokwari cukup luas meliputi beberapa kabupaten dengan wilayah perairan yang juga sangat luas serta potensi bencana yang cukup besar,” jelas Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Manokwari, George Leo Mercy Randang di Manokwari, Jumat.
Ia menyebutkan, total personil organik dan tenaga kontrak di kantor SAR Manokwari saat ini baru 60 orang. Penambahan personil masih sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan pelayanan.
“Termasuk alutsista pertolongan, yang ada saat ini pun masih kurang. Selama ini kita optimalkan apa yang ada untuk setiap kegiatan operasi,” tambahnya.
George berharap, pemerintah pusat terus membuka penerimaan agar bisa memenuhi kekurangan personil organik SAR di daerah ini. Begitu pula penambahan peralatan.
“Kami punya Pos SAR di Teluk Wondama dan Teluk Bintuni. Semua kami kendalikan dari Manokwari. Kekurangan kami selama ini yakni jumlah personil dan peralatan pertolongan SAR,” lanjut dia.
Menyikapi kekurangan personil serta alutsista, pihaknya mengoptimalkan koordinasi dengan seluruh potensi SAR di daerah. Bersama BPBD, TNI, Polri, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), serta potensi SAR yang lain. Basarnas Manokwari bergerak bersama-sama turun lapangan menangani bencana.
“Kami berharap kita terus bersinergi karena kita tidak tahu kapan bencana datang, kapan masyarakat meminta pertolongan dan seberapa besar dampak dari bencana tersebut. Dengan bersinergi mudah-mudahan setiap kejadian bisa tertangani secara baik,” sebut George.
Ia pun berterima kasih karena pemerintah provinsi Papua Barat melalui BPBD telah memfasilitasi Dermaga sebagai tempat sandar kapal SAR. Diharapkan kerjasama ini terus terjalin agar seluruh kegiatan SAR berjalan lancar.