Ternate (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) menyediakan lokasi penampungan bagi penumpang kapal yang tidak bisa diberangkatkan ke Sulawesi Utara dan Gorontalo di Ternate, menyusul adanya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di daerah tersebut.
Sekprov Malut, Samsuddin Abdul Kadir di Ternate, Selasa menyatakan telah mengunjungi warga Gorontalo yang sementara di gedung pramuka kelurahan Gambesi Ternate untuk melihat dan memastikan kondisi mereka yang sementara ditampung ke gedung tersebut, baik kesehatan dan kelayakan tinggal.
“Kami ingin memastikan kondisi kesehatan termasuk terjaminnya mereka di tempat penampungan sementara,” ujarnya.
Dia menyebut, saat ini ada 35 warga asal Gorontalo saat ini dtampung di gedung pramuka. Mereka sebelumnya terkatung-katung di terminal pelabuhan laut Ahmad Yani Ternate karena tidak diperbolehkan pulang seiring dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di Gorontalo.
Selain itu, adapula tiga warga asal Ambon Maluku yang ikut bersama puluhan warga Gorontalo yang ditampung di gedung tersebut. Sebelumnya sebulan mereka terkatung-katung di pelabuhan setelah adanya permintaan gubernur Gorontalo.
Sejak Senin Sore (25/5) lalu 35 warga Gorontalo ini dipindahkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Maluku Utara (Malut) ke Gedung Pramuka setelah permintaan gubernur Gorontalo ke Gubernur Maluku Utara KH Abdul Gani Kasuba Lc.
Mereka yang ditampung sebanyak 38 orang terdiri dari warga Gorontalo sebanyak 35 orang warga Gorontalo dan 3 orang warga Ambon. Alhamdulillah kondisi mereka baik saja dan mereka juga bersyukur diberikan tempat tinggal sementara sambil menunggu kepastian pemulangan.
Bahkan, Pemprov sudah koordinasi dengan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, sehingga telah disiapkan tempat nginap hingga PSBB di Gorontalo bisa berakhir baru bisa kembali ke daerahnya.