Pemprov Malut dorong pengembangan industri rempah-rempah

admin

Ternate (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) akan mendorong pengembangan dan pembangunan industri rempah-rempah dengan mendatangkan calon investor untuk mewujudkan kesejahteraan para petani setempat.

“Kami saat ini fokus dalam pengembangan ekonomi masyarakat, sebab dengan kekayaan rempah-rempah berupa cengkeh, pala dan kelapa harus dilengkapi dengan ketersediaan industri lokal,” kata Gubernur Malut, Abdul Gani Kasuba di Ternate, Senin.

Menurut dia, salah satu persoalan di Malut adalah masalah ekonomi, karena pembangunan industri rempah-rempah belum mampu berkembang dengan optimal.

Oleh karena itu, pengadaan industri komoditas lokal bernilai ekonomi seperti cengkeh, pala dan kelapa di Malut untuk mendorong tingkat kesejahteraan masyarakat sangat penting.

“Kita akan minta supaya ada industri yang bisa menyejahterakan masyarakat, karena sebagian besar merupakan petani,” katanya.

Sementara itu, sejumlah petani cengkeh berbagai kabupaten/kota di Malut masih enggan untuk menjual komoditasnya, karena harga yang masih berfluktuasi dan belum menunjukkan terjadinya kenaikan secara signifikan.

Salah seorang petani asal Halmahera, Azis Muhammad ketika dihubungi menyatakan, belum berencana menjual cengkeh, karena harganya belum menutupi kebutuhan operasional selama masa panen.

Harga komoditas cengkeh per Januari 2020 masih dijual Rp67.000 per kilogram dan sebagian petani menilai harganya belum bisa menutupi kebutuhan saat masa panen pada akhir tahun lalu.

Sebelumnya, harga cengkeh sebelum masa panen pada pertengahan 2019 mencapai hingga Rp97.000 per kilogram dan kini mulai mengalami penurunan.

Salah satu penyebabnya adalah saat ini musim panen cengkeh sehingga pasokan yang berlebih telah mengakibatkan berkurangnya permintaan dan berpengaruh terhadap harga.

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer