Makassar (ANTARA) – Lembaga survei Paramater Publik Indonesia kembali mengumumkan hasil survei terkait elektabilitas bakal calon wali kota dan wakil wali kota Makassar yang akan bertarung pada Pilkada Makassar 23 September 2020
“Dari hasil survei, Mohammad Ramdhan Pamanto masih menempati urutan pertama dengan elektabilitas 34,4 persen dalam simulasi 11 nama,” sebut Direktur Parameter Publik Indonesia, Raas MD, saat merilis hasil kepada wartawan di Hotel Mercure Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu.
Sementara Syamsu Rizal berada di urutan kedua 23,4 persen, disusul urutan ketiga Munafri Arifuddin 10,4 persen dan Irman Yasin Limpo 10,00 persen.
Sedangkan bakal calon lainnya seperti Zunnun Nurdin, Sukriansyah Latief, Andi Yaqin Padjalangi, Taufiqul hidayat, Sarifuddin Daeng Punna, Fadly Ananda dan Taufiqqulhidayat Ande, hanya mampu di bawah satu persen, sisanya rahasia belum memutuskan 18,8 persen.
Riset opini itu, kata dia, dilaksanakan mulai 1-6 Februari 2020, dengan metodologi multistage random sampling melibatkan 440 responden terbagi secara proporsional, dan margin error 4,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Kendati tingkat elektabilitas Danny Pomanto naik 34 persen, sebut dia, tetapi naiknya hanya satu persen dari survei lalu pada Agustus 2019 yang memperoleh 33 persen.
Menarik adalah penantangnya Syamsu Rizal MI dari 20 persen naik menjadi 23,4 persen. Begitupun Munafri Arifuddin dari 6 persen naik menjadi 10,4 persen. Disusul Irman Yasin Limpo awalnya 7,60 persen naik menjadi 10 persen.
Menurut dia, Danny Pomanto dengan Syamsu Rizal akrab disapa Deng Ical selisih hanya 11 persen. Dengan sisa selisih itu, kemungkinan besar bisa dilampaui mengingat waktu masih sangat panjang.
Meski Danny mantan petahana wali kota Makassar, namun elektabitas naik hanya satu persen, dan belum naik di posisi aman 55-60 persen. Bisa saja bisa ditumbangkan dengan kandidat yang bermunculan saat ini termasuk rivalnya, Deng Ical maupun Munafri Arifuddin atau Appi.
“Bila disimulasikan head to head antara Danny Pomanto dengan Deng Ical, maka Danny bisa saja mendapatkan 47,0 persen dan Deng Ical 37 persen atau terpaut 10 persen, sementara belum menjawab, rahasia 16 persen,” bebernya.
Begitu pula disimulasikan Syamsu Rizal melawan Irman Yasin Limpo, maka Deng Ical bisa mendapatkan 52 persen, dan None 26 persen, atau ada selisih 26 persen, jawaban rahasia, belum tahu serta tidak menjawab 22 persen.
Dan disimulasikan Danny Pomanto melawan None, maka Danny mendapat 53,7 persen sementara None 22,3 persen, atau terpaut selisihnya 31,4 persen. Rahasia, belum menjawab 24 persen.
Selain itu, mantan petahana Danny Pomanto dinilai tidak akan lebih perkasa seperti sebelumnya. Berbeda di daerah lain seperti petahana di Gowa maupun di Soppeng, elektabitas mereka masih diatas 50 persen.
Ada tiga alasan Danny masih bertengger di atas survei, pertama tingkat pengenalan diangka 92 persen. Kedua, pemilih loyalnya masih ada 16,40 persen dan ketiga publik masih menilai ia adalah sosok yang berpengalaman.
Sedangkan ada lima alasan Danny Pomanto bisa tumbang, pertama karena elektabilitasnya dengan Deng Ical hanya terpaut 11 persen. Kedua, elektabilitasnya masih dibawah 50 persen, ketiga 54,90 persen masyarakat ingin wali kota baru. Keempat, 56,4 persen publik termakan isu negatif. Kelima, isu Danny Pomanto bukan putra daerah Makassar sudah mencapai 15,3 persen.
Untuk bakal calon Wakil wali kota Makassar, yakni ada nama Andi Rachmatika Dewi memperoleh 20,3 persen, disusul Munafri Arifuddin 13,7 persen, Amirul Ilham Sirajuddin 9,7 persen, Indira Chunda Thita YL 9,3 persen, Muh Iqbal Djalil 4,0 persen, Rusdin Abdullah 3,0 persen.
Selanjutnya, Andi Yaqin Padjalangi 2,7 persen, Sukriansyah Latief 1,7 persen dan Taufiqqulhidayat Ande 1,3 persen. Kemudian, Irianto Ence, Zunnun Nurdin, Maqbul Halim, Muhammad Ismak, di bawah satu persen. Untuk jawaban tidak tahu, rahasia 29,3 persen.