Ombudsman Sulbar apresiasi Kapolda selesaikan kasus kericuhan di Polman

admin

Mamuju (ANTARA) – Ombudsman Republik Indonesia sebagai lembaga negara pengawas penyelenggara pelayanan publik mengapresiasi tindakan persuasif yang dilakukan Polda Sulbar dalam menyelesaikan kasus kericuhan aparat Brimob dengan warga.

Kepala Perwakilan Ombudsman RI Sulbar Lukman Umar di Mamuju, Kamis, mengapresiasi upaya tanggap Kapolda Sulbar dan Kapolres Polman dalam menangani permasalahan yang terjadi di objek wisata Salupajaan, Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman).

Ia mengatakan, karena penanganan permasalahan dengan baik, kericuhan itu tidak meluas dan bisa diredam dengan cepat.

“Kami sangat mengapresiasi tindakan persuasif yang sudah ditempuh oleh pihak Polda Sulbar dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di objek wisata Salupajaan tersebut,” katanya.

Ia berharap, peristiwa di objek wisata Salupajaan menjadi bahan evaluasi agar tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.

“Kita harapkan ini adalah kejadian terakhir. Seyogyanya kepolisian itu tugasnya untuk melayani masyarakat sebagai bagian dari penyelenggara pelayanan publik,” katanya.

Kapolda Sulbar Brigjen Pol Baharuddin Djafar sebelumnya telah meminta maaf kepada masyarakat atas dugaan terjadinya kericuhan antara warga dan personil Brimob Polda Sulbar.

“Kami meminta maaf atas kejadian dugaan penganiayaan secara bersama-sama di pemandian Salupajang, Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman oleh Brimob dan masyarakat,” kata Kapolda.

Ia mengatakan, pihaknya telah menempuh berbagai langkah diantaranya dengan memerintahkan langsung Dansat Brimob Polda Sulbar, Kabid Propam Polda Sulbar dan Kapolres Polman untuk menyelesaikan kejadian di Kabupaten Polman tersebut.

Polda Sulbar telah melakukan proses hukum terhadap sejumlah anggota personel Brimob yang terlibat dalam peristiwa di objek wisata Salupajaan itu.

Sejumlah aparat Brimob Polda Sulbar terlibat keributan dengan warga pengelola wisata Salupajaan, setelah sebelumnya oknum personel Brimob yang berkunjung ke tempat wisata itu tidak bersedia membayar tiket masuk sebesar Rp5.000.

Sejumlah personel Brimob kemudian melakukan tembakan ke udara berkali kali sehingga membuat warga, khususnya anak anak dan perempuan, berlari ketakutan. Keributan itu juga mengakibatkan warga terluka.

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer