Jakarta (ANTARA) – Pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi ini melemah terhadap dolar AS karena faktor teknis.
Terpantau pada Jumat pagi, kurs rupiah melemah sebesar 20 poin atau 0,15 persen menjadi Rp13.640 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp13.620 per dolar AS.
“Rupiah yang telah menguat dalam beberapa hari terakhir, membuat pergerakan rupiah secara teknikal melemah menuju kisaran antara Rp13.640-13.670 per dolar AS,” kata Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat.
Kendati demikian, menurut dia, peluang nilai tukar rupiah menguat masih cukup terbuka menyusul pergerakan mata uang kuat Asia seperti yen dan dolar Hong Kong yang mengalami apresiasi terhadap dolar AS, yang bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah.
Ia menambahkan sentimen eksternal yang terbilang kondusif diharapkan direspons positif pasar menyusul pernyataan Menteri Keuangan China yang memangkas hingga 50 persen tarif barang impor dari AS.
Sementara itu, sentimen dalam negeri, lanjut dia, indeks keyakinan konsumen (IKK) pada Januari 2020 yang menurun menjadi 121,7 dari 126,4 pada Desember 2019 membuat sebagian pelaku pasar kurang optimis.
Menurut dia, penurunan IKK ini menjadi indikator potensi turunnya penjualan riil, dan melemahnya konsumsi rumah tangga.
Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra mengatakan data ekonomi AS seperti indeks upah dan tenaga kerja yang akan dirilis dalam waktu dekat akan menjadi fokus utama para pelaku pasar pada hari terakhir perdagangan pekan ini.
“Selain menanti data ekonomi negara terbesar itu, pasar juga masih dibayangi kekhawatiran virus corona yang dapat memicu perlambatan ekonomi,” katanya.