Nelayan Mataram bergembira dapat bantuan konverter kit

Mataram (ANTARA) – Ratusan nelayan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, bergembira dan bahagia mendapatkan bantuan konverter kit dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Pemerintah Kota Mataram.

Musleh salah satu nelayan asal Karang Pule yang mendapatkan bantuan converter kit, di Mataram, Selasa, mengaku sangat senang mendapatkan bantuan konverter kit karena bisa menekan biaya operasional.

“Konversi bahan bakar minyak ke elpiji tiga kilogram, lebih irit. Jadi biaya operasional untuk melaut lebih kecil,” katanya.

Musleh, sebelumnya sudah melihat nelayan-nelayan yang tahun 2018 mendapatkan bantuan konverter kit dan nelayan bisa merasakan efisiensi dari konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).

“Karena itu, saat ada informasi usulan pendistribusian bantuan tahun 2019, saya antusias melengkapi berbagai persyaratannya,” katanya.

Hal senada juga disampaikan nelayan lainnya Bahri, yang selama ini hanya bisa melihat rekannya yang sudah mendapatkan bantuan tahun sebelumnya.

“Alhamdulillah, berkat kerja keras pemerintah kota kami bisa mendapatkan bantuan konverter kit. Saya, senang sekali saat dikasi tahu menjadi salah satu penerima konverter kit. Kalau beli tentu kita tidak mampu harganya mahal,”  ujarnya.

Sementara Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh pada saat penyerahan bantuan konverter kit secara simbolis di pesisir Pantai Penghulu Agung, Senin (25/11) mengatakan,  keberhasilan pemerintah kota mendapatkan bantuan ini karena nelayan Mataram yang amanah.

“Nelayan amanah, artinya bantuan yang diberikan tahun sebelumnya benar-benar dimanfaatkan, tidak ada perjualbelikan,’ katanya.

Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh menyerahkan secara simbolis paket bantuan converter kit kepada perwakilan nelayan Kota Mataram di pinggir Pantai Penghulu Agung, Mataram. Senin (25/11-2019). (Foto: ANTARA News/Humas)

Menurutnya, total bantuan konverter kit yang diberikan pemerintah pusat tahap kedua untuk Kota Mataram sebanyak 460 unit, meningkat drastis dari tahun sebelumnya sebanyak 200 unit yang diberikan kepada 200 nelayan lainnya.

Wali kota berharap, bantuan konverter kit tersebut dapat dimanfaatkan bantuan semaksimal mungkin, untuk meningkatkan produksi hasil tangkapan dan kesejahteraan nelayan.

Pasalnya, konversi BBM ke elpiji tiga kilogram ini sangat efisien, dimana satu tabung isi tiga kilogram bisa digunakan melaut hingga tiga hari dan yang terpenting konversi ini sangat bermanfaat karena ramah lingkungan.

“Oleh karena itu, saya berharap bantuan ini jangan dipindahtangankan, apalagi dijual sebab nilai satu unit bantuan yang diterima oleh nelayan ini mencapai sekitar Rp10 juta,” katanya.

Wali kota mengingatkan, komitmen nelayan memanfaatkan bantuan secara optimal, sangat penting untuk keberlanjutan realisasi bantuan berikutnya.

“Masih banyak nelayan kita yang belum dapat karena jumlah nelayan kita sekitar 1.600 orang, sementara yang sudah mendapatkan bantuan sebanyak 660 orang,” ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram Hj Baiq Sujihartini mengatakan, total bantuan pendistribusian konverter kit untuk 460 nelayan ini sekitar Rp4,6 miliar, karena satu unit konverter kit Rp10 juta.

Konverter kit BBM ke elpiji terdiri atas beberapa komponen, yaitu mesin penggerak, konverter kit, as panjang, baling-baling, 2 buah tabung elpiji 3 kilogram, serta aksesoris pendukung lainnya seperti “reducer”, “regulator”, dan “mixer”.

Program konversi ini, sambung Sujihartini, dilakukan untuk menghemat biaya operasional yang dikeluarkan oleh para nelayan. Sejak beralih menggunakan gas, para nelayan hemat biaya operasional sekitar 40 hingga 60 persen.

Oleh karena itu, nelayan diharapkan bisa memanfaatkan bantuan secara maksimal sebab untuk mendapatkan bantuan ini, pemerintah kota harus “bersaing” dengan kabupaten/kota lainnya.

“Alhamdulillah, Mataram menjadi salah satu kota yang diprioritaskan sehingga realisasi bantuannya paling banyak,” katanya.

Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh menyerahkan secara simbolis paket bantuan converter kit kepada perwakilan nelayan Kota Mataram di pinggir Pantai Penghulu Agung, Mataram. Senin (25/11-2019). (Foto: ANTARA News/Humas)

Hal itu didukung juga oleh kerja sama nelayan yang telah diberikan bantuan tahun sebelumnya dan memberikan respon positif terhadap tim dari kementerian yang turun melakukan verifikasi lapangan.

Oleh karena itu, saat ini Kota Mataram bahkan ditawarkan kembali untuk mendapatkan bantuan serupa pada tahun 2020, sebab Mataram masih memiliki nelayan yang belum mendapatkan bantuan.

“Karenanya, tahun depan kami kembali akan mengusulkan dengan jumlah sesuai dengan yang akan diverifikasi agar nelayan memenuhi persyaratan yang ditetapkan,” katanya.

Persyaratan nelayan yang mendapatkan bantuan konverter kit antara lain, nelayan kecil yang memiliki sampan di bawah 15 GT atau menggunakan mesin ketinting, dan sudah memiliki kartu nelayan, Kartu “Kusuka” dan status pekerjaan di KTP adalah nelayan.

Pasalnya, kata dia, banyak nelayan pada KTP-nya dituliskan juag pekerjaan swasta, buruh dan lainnya. Oleh karena itulah, nelayan yang akan menjadi sasaran pemberian bantuan konverter kit kini mulai berbenah.

Di sisi lain, untuk menjamin bantuan dimanfaatkan dan tidak diperjualbelikan, sebelum pembangian bantuan dilakukan penandatangan surat pernyataan. “Jika terbukti ada yang menjualbelikan atau memindah tangankan maka bantuan akan dihentikan,” katanya.

Sementara untuk mendukung program konversi BBM ke BBG bagi nelayan Kota Mataram, PT Pertamina Terminal BBM Ampenan, siap memberikan dukungan.

Sales Area Manager Retail NTB Mahfud Nadyo Huntoro yang ditemui di sela penyerahan bantuan konverter kit mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kebutuhan depo elpiji tiga kilogram untuk nelayan setelah dilakukannya konversi BBM ke elpiji tiga kilogram.

“Dengan adanya konversi ini kita akan melakukan penyesuaian, kita melihat kebutuhan masyarakat, begitu juga dengan kebutuhan untuk depo khusus nelayan,” katanya.

Dikatakan, pemberian bantuan ratusan bantuan konverter kit kepada nelayan Mataram tersebut tidak akan mengganggu kuota elpiji tiga kilogram untuk rumah tangga, karena sudah ada kuota tertentu yang ditetapkan.

“Untuk angka riil kuota ini, ada di kantor,” katanya saat ditemui di pesisir Pantai Penguhu Agung.
Akan tetapi, pihaknya berharap agar masyarakat yang sudah mampu, komersil, restoran dan lainnya tidak menggunakan elpiji tiga kilogram. Bahkan, pada tabung elpiji tiga kilogram sudah jelas dituliskan untuk masyarakat miskin.

Karena itu, ia mengajak bagi masyarakat yang mampu dan untuk kebutuhan komersil agar menggunakan tabung selain tiga kilogram, sebab Pertaminan telah menyiapkan kebutuhan elpiji dengan berbagai pilihan.

“Pilihannya, ada yang 5,5 kilogram, 12 kilogram bahkan untuk komersil ada yang 50 kilogram dan ketersediaannya aman sekali,” katanya. (*/adv)

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus (0 )