Kalau Pemerintah yang pasti mengurus regulasi
Jakarta (ANTARA) – Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate mendorong pelaku startup digital untuk memperhatikan tiga aspek tata kelola agar perusahaan tidak mengalami masalah.
“Ketiga aspek itu yakni prinsip usaha atau product dan service, skema pembiayaan, dan manajemen. Jadi tiga aspek itu kalau tidak dikelola dengan baik, maka perusahaan akan mengalami masalah,” ujar Johnny dalam rilis pers dikutip Rabu.
Menurut dia, penerapan prinsip usaha merupakan kunci keberlanjutan usaha di semua sektor. Dia mengatakan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sebuah perusahaan terjadi karena pelaku usaha tidak menyiapkan usahanya dengan baik.
Baca juga: Pemerintah siapkan stimulus untuk “startup” digital
“Karena apa? Prinsip-prinsip usaha, kan harus menyiapkan product maupun service-nya dengan betul, punya skema pembiayaan yang memadai apakah itu ekuitas atau kombinasi dan debt person-nya (hutang), serta para sponsor (founders) dengan manajemen,” kata dia.
Johnny mengatakan pemerintah bersama dengan operator telekomunikasi saat ini tengah giat membangun infrastruktur digital. Dengan pembangunan infrastruktur digital, peluang ekonomi digital akan berkembang dengan baik.
“Saat potensi ekonomi digital kita yang begitu besar, maka di sinilah perlu tata kelola dengan baik. Kalau Pemerintah yang pasti mengurus regulasi, tetapi yang paling penting itu dari para founders-nya untuk melihat services dan product yang dihasilkan itu relevan atau tidak,” ucap dia.
Menteri Johnny menekankan agar aspek product dan services lebih diperhatikan. Selanjutnya, perusahaan bisa menciptakan pembiayaan cadangan, termasuk capital venture dan sponsor serta manajemen.
“Jika product maupun services-nya bagus, maka perusahaan itu bisa menciptakan financing backup (pembiayaan cadangan). Termasuk melalui capital venture dan sponsornya itu sendiri, serta manajemennya. Tiga aspek itu yang bisa berhadapan dengan munculnya startup yang banyak,” kata dia.
Saat ini Indonesia berada di urutan keenam negara dengan jumlah startup digital terbanyak, yakni 2.380 perusahaan. Oleh karena itu, Johnny menegaskan pemerintah terus berupaya mengembangkan ekosistem yang memudahkan investasi agar tumbuh lebih banyak untuk menopang perkembangan ekosistem digital.
Baca juga: Indonesia terus kembangkan potensi startup digital
Dia mengatakan pemerintah terus memberi pendampingan dan pembinaan kepada startup digital potensial agar terus tumbuh dan berkembang.
“Pemerintah bersama dunia usaha memberikan pendampingan mulai dari yang kecil-kecil yakni generasi milenial Indonesia, dengan harapan startup digital dapat berkembang,” tuturnya.
Menteri Johnny mengingatkan agar semua pihak bisa mendukung tumbuhnya ide startup digital di kalangan milenial.
Dalam kesempatan itu, Johnny turut menyinggung mengenai startup digital yang berkembang menjadi unicorn atau decacorn. Dia mengatakan tidak mudah bagi startup digital untuk bisa mencapai kedua level tersebut.
Namun, dia meyakini peluang bagi startup digital akan selalu ada karena besarnya potensi ekonomi digital nasional. Oleh karena itu, Menkominfo mengajak semua pihak mendorong pengembangan ekosistem digital nasional.
“Potensi digital economy Indonesia ini kan 40 persen dari Digital Economy ASEAN dan punya punya valuasi prognosis sekitar 315 Miliar dollar AS pada tahun 2030 mendatang. Market digital ekonomi kita besar, jangan takut dan khawatir. Marilah kita kembangkan ini,” pungkas dia.
Baca juga: Kominfo dorong startup manfaatkan peluang lewat HUB.ID Accelerator
Baca juga: Konsistensi pembinaan “startup” penting untuk transformasi digital
Baca juga: Talenta digital penting untuk ciptakan startup Indonesia berkualitas
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022