Jayapura (ANTARA) – Ribuan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (STISIP) Amal Ilmiah Yapis Wamena dari empat jurusan yang ada pada lembaga pendidikan tersebut harus menjalani aktifitas perkuliahan di pusat perbelanjaan pascarusuh di wilayah setempat belum lama ini.
Ketua Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Tanah Papua, Mansyur M. di Jayapura, Kamis, mengatakan dari empat jurusan yang ada, total mahasiswa yang terdaftar mencapai 2.000 orang.
“Namun dari jumlah tersebut, hanya 1.200 mahasiswa yang aktif berkuliah, setelah kerusuhan, sekitar 1.100 mahasiswa yang mengikuti perkuliahan,” rincinya.
Menurut Mansyur, untuk menjalankan aktifitas perkuliahan, pihak yayasan harus menyewa ruangan di dalam pusat perbelanjaan Wamena yang hingga kini belum terpakai.
“Kini perkuliahan, kami sewa gedung di Wamena, lalu pinjam auditorium Bazarnas yang waktu itu dibangun, dimana kami sekat aulanya menjadi tempat perkuliahan, yang penting bangku dan kursi ada,” ujarnya.
Dia menjelaskan sedangkan dari sekitar 40 dosen yang sebelumnya mengajar di STISIP Ilmiah Yapis Wamena, kini baru 23 orang yang telah aktif mengajar, sementara sisanya, memilih untuk mengajukan cuti karena masih merasa trauma.
“Bangunan kami merupakan salah satu yang mengalami kerusakan paling parah, setidaknya 25 ruangan, termasuk tiga laboratorium, empat mobil,14 motor dan satu bis hangus terbakar,” jelasnya.
Dia menambahkan total kerugian yang dialami pihaknya kurang lebih mencapai Rp30 miliar, dimana Staf Kementerian PUPR sudah meninjau langsung bangunan di STISIP Ilmiah Yapis Wamena dan dipastikan pemerintah pusat akan membangun ulang seluruh bangunan yang rusak, beserta fasilitasnya.