
Ternate (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) mencatat, perekonomian daerah ini pada 2019 tumbuh 6,13 persen lebih rendah dibanding 2018 sebesar 7,92 persen dengan pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha kontruksi yang tumbuh sebesar 9,21 persen.
“Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha kontruksi yang tumbuh sebesar 9,21 persen,” kata Kepala BPS Malut, Atas Perlindungan Lubis di Ternate, Kamis.
Selain itu, berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp39 716,0 miliar dan atas dasar harga konstan mencapai Rp26 586,0 miliar.
Dia menyatakan, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto yang tumbuh sebesar 67,06 persen.
Begitu pula, dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh sebesar 13,26 persen dan dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto yang tumbuh sebesar 48,88 persen.
Sedangkan, untuk pertumbuhan terjadi pada semua lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Kontruksi sebesar 9,21 persen, diikuti jasa lainnya sebesar 8,18 persen, dan perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 7,77 persen.
Untuk struktur PDRB Malut menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada tahun 2019 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan (21,92 persen) perdagangan besar-eceran, reparasi mobil-sepeda motor (17,53 persen) dan administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (16,07 persen).
Dia menyataan, bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Malut tahun 2019, perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,40 persen, diikuti administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 1,16 persen, pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 0,86 persen, dan pertambangan-penggalian sebesar 0,64 persen.
Bahkan, pertumbuhan didukung oleh semua lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh pengadaan listrik dan gas sebesar 13,26 persen, diikuti pertambangan-penggalian sebesar 12,64 persen dan industri pengolahan sebesar 11,50 persen.