Jayapura (ANTARA) – Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia Ishii Masafumi beserta rombongan mengunjungi monumen perang II di Paray dan Goa Jepang (Goa Binsari), di Kabupaten Biak Numfor, Papua dalam upaya memperkuat hubungan kerjasama dengan pemerintah Indonesia, Kamis.
Kedua lokasi dikunjungi Dubes Jepang Ishii Masafumi karena saat Perang Dunia II ribuan tentara Negeri Sakura gugur dalam perang melawan tentara sekutu AS.
Dalam keterangan tertulis Humas dan Protokoler Pemkab Biak Numfor yang diterima ANTARA, Kamis, ikut mendampingi Dubes Jepang Ishii Masafumi diantaranya Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap, Sekda Markus O.Masnembra, Kapolres Biak Numfor AKBP Mada Indra Laksanta serta pejabat OPD di lingkungan Pemkab Biak Numfor.
Setelah berkunjung di Goa Jepang dan monumen perang Dunia II di Paray, Dubes Jepang didampingi Bupati Bupati Herry Naap, Direktur Usaha dan Investasi Ditjen PDSPKP KKP Dr Catur Sarwantodan sejumlah pejabat terkait lainnya melakukan peluncuran pembangunan sejumlah fasilitas penunjang program Sentra Kawasan Perikanan Terpadu (SKPT) di kompleks PPI dan Pasar Ikan Fandoy, distrik Biak Kota.
Peluncuran pembangunan sejumlah fasilitas Sentra Kawasan Perikanan Terpadu (SKPT) Biak-Official Development Assistance (ODA) Japan International Cooperation Agency (JICA) dihadiri langsung jajaran Forkopimda dan pejabat terkait lain di Kabupaten Biak Numfor.
Proyek sektor perikanan dan kelautan di wilayah SKPT Biak mulai dibangun diawal bulan Maret 2020 dengan alokasikan dana mencapai sebesar Rp 27 miliar.
Masing-masing untuk pembangunan Pasar Ikan Bosnik alokasi anggaran sebesar Rp12 miliar lebih, sedangkan revitalisasi pasar ikan Fandoy dan bersama dermaga mini untuk perahu nelayan 3 GT digelontor anggaran lebih dari Rp14 miliar.
“Pemkab Biak Numfor menyambut baik kedatangan Dubes Jepang dan mengucapkan terima kasih atas segala perhatian dari Pemerintah Jepang khususnya lagi dalam memberikan dukungan pengembangan sektor perikanan dan harapan besar kami kerja sama dan dukungan ini terus dilakukan berkesinambungan,” kata Bupati Herry Naap.
Bupati Herry Naap berharap pemerintah daerah juga memberikan perhatian serius terhadap pemeliharaan situs-situs bersejarah peninggalan perang dunia II, dimana situs atau tempat bersejarah itu tidak bisa dipisahkan dari Jepang, dimana saat itu ada ribuan tentaranya gugur dalam perang dunia II di wilayah Pasifik dan khususnya lagi di Biak Numfor.
“Kami berharap pemerintah Jepang secara berkesinambungan ikut mendukung upaya pemerintah daerah yang saat ini terus mengembangkan sektor pariwisata, termasuk memelihara situs peninggalan perang dunia II. Kalau memungkinkan ada kebijakan dari Pemerintah Jepang membuka penerbangan Biak–Jepang sehingga masyarakat Jepang lebih mudah dan cepat ke Biak,” kata Bupati Herry Naap.
Ia menyampaikan, salam hormat masyarakat dan Pemkab Biak Numfor kepada Kaisar Jepang dan masyarakat Jepang, bahwa sejarah peninggalan perang dunia II khususnya yang terkait dengan Jepang juga kami ikut lestarikan.
“Dan ini sejalan dengan komitmen Pemkab Biak Numfor untuk memberikan perhatian serius terhadap sektor pariwisata dan perikanan,” katanya.
Sementara itu, Dubes Jepang Ishii Masafumi merasa bangga dan terhormat berkesempatan berkunjung ke Papua khususnya lagi Biak.
“Ini adalah kunjungan pertama saya ke Papua, dan kunjungan Dubes Jepang terakhir kalinya 10 tahun lalu ke Papua. Kunjungan ini tidak sekedar jalan-jalan, namun merupakan bagian dari upaya kerja sama dan hubungan emosional. Dan saya senang sekali ke Papua, khususnya lagi Biak,”kata Dubes Jepang.
Dalam kesempatan itu juga dipaparkan bahwa Pemerintah Jepang dan Pemerintah Indonesia terus meningkatkan hubungan kerja sama diberbagai bidang, termasuk dalam mendorong percepatan pembangunan diberbagai sektor, salah satunya di sektor perikanan.
“Pemerintah Jepang mendukung upaya pembangunan Pasar Ikan Fandoy dan Bosnik sebagai pasar ikan bersih, harapan kita bersama kedepan pasar ikan ini terus dikembangkan dan mendistribusikan ikan dalam jumlah besar,” ujarnya.*