Catatan teroka ibu kota baru di Kalimantan Timur

admin

Jakarta (ANTARA) – Teroka memiliki arti membuka daerah atau tanah baru, merintis, menjelajahi. Membuka kawasan ibu kota baru di Kalimantan Timur juga menjadi misi Presiden Joko Widodo, setidaknya sampai berakhirnya masa pemerintahan pada 2024 nanti.

Teroka perdana Presiden Jokowi di calon lokasi ibu kota baru terjadi pada Selasa, 17 Desember 2019. Perjalanan itu memang yang pertama setelah Presiden Jokowi mengumumkan lokasi ibu kota baru pada 26 Agustus 2019.

Rombongan yang dibawa Presiden pun tidak sedikit. Dari Jakarta, Presiden didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung tentu beserta staf dan Paspampres menumpang pesawat Kepresidenan Indonesia-1.

Selanjutnya masih ada satu pesawat Boeing TNI AU khusus yang membawa 52 orang wartawan dan sekitar 10 orang Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden. Teroka ini menjadi ramai!

Sebelum Presiden Jokowi meninjau lokasi ibu kota baru di kawasan konsesi hak pengusahaan hutan (HPH) PT International Timber Corporation in Indonesia (ITCI), Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, ada dua agenda lain yang harus dijalani.

Pertama adalah bertemu dengan sekitar 30 orang tokoh adat Kalimantan Timur. Dalam pertemuan itu Presiden menyampaikan permisi, kulo nuwun kepada tokoh adat. Respon mereka menurut Presiden pun menyampaikan selamat datang dan mempersilakan pemerintah untuk segera mulai membangun.

Agenda lainnya adalah peresmian jalan tol pertama di pulau Kalimantan yaitu tol Balikpapan-Samarinda seksi Samboja-Samarinda sepanjang 58,74 kilometer dari lima seksi sepanjang 99,3 kilometer.

Dengan hadirnya tol tersebut, waktu perjalanan pergi-pulang Samarinda-Balikpapan dapat dipangkas menjadi hanya 2-2,5 jam dari yang tadinya 6 jam. Jalan tol tersebut juga dapat menunjang arus transportasi untuk masuk ke kawasan inti ibu kota negara yang berada di dua kabupaten yaitu kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Dari tol tersebut, rombongan pun mulai bergerak ke kecamatan Sepaku. Perjalanan tidak dapat disebut mudah karena diguyur hujan sehingga jalanan yang masih berupa tanah merah bercampur air dan menjadi lumpur dan harus membuat para pengemudi super berhati-hati.

Terperosok lumpur

Butuh waktu sekitar 2,5 jam untuk tiba ke kawasan konsesi HPH PT ITCI, Kecamatan Sepaku dari tol Semboja. Kawasan itu memang berbentuk bukit-bukit yang sudah “dibersihkan” sehingga pemandangan yang terhampar adalah bukit dengan tanah cokelat dan sisa-sisa kayu di atasnya.

Perjalanan tidak berlangsung mulus, karena hujan gerimis masih turun, mobil yang digunakan para menteri kabinet Indonesia Maju sempat slip dan terperosok ke lumpur.

Mobil Toyota Hiace KT-7321-K yang ditumpangi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan sejumlah staf itu pun berhenti di bibir lembah karena ban belakangnya masuk ke lumpur cukup dalam.
 

Mobil yang ditumpangi menteri kabinet Indonesia Maju terperosok saat meninjau lokasi ibu kota baru di Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur pada Selasa (17/12). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Kejadian tersebut terjadi pada sekitar pukul 16.20 WITA. Mobil tersebut memang tidak berada tepat di belakang mobil Presiden Jokowi yang menggunakan Toyota Land Cruiser, tapi ada sekitar 5-6 mobil di belakang mobil Presiden.

Para menteri pun terpaksa berjalan kaki di jalanan menanjak dan becek di bukit untuk menumpang ke mobil yang ditumpangi Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto dan Kapolda Kaltim Irjen Pol Priyo Widyanto.

Setelah para menteri dievakuasi, ternyata tidak semua rombongan dapat meneruskan perjalanan di medan yang sulit tersebut. Rombongan wartawan tidak dapat ikut karena mobil yang digunakan dianggap tidak dapat melewati bukit dengan tanah merah yang licin sehingga terlalu berbahaya untuk melanjutkan perjalanan.

Hanya 4 orang wartawan yang dapat ikut menumpang mobil gardan ganda bisa naik ke puncak bukit tujuan yang berada sekitar 3 kilometer dari tempat mobil para menteri terperosok. Wartawan yang tak terangkut pun memanfaatkan kesempatan itu untuk berfoto dan menikmati rintik hujan di atas bukit.

Lokasi bukit yang ditinjau Presiden Jokowi memang bukit paling tinggi. Dari bukit yang “lebih hijau” dari bukti-bukti lain itu, Presiden Jokowi dapat melihat dengan lebih leluasa kawasan calon ibu kota baru. Pemandangan hijau itu memang menghibur mata setelah perjalanan panjang, melelahkan dan membuat “deg-degan”.

Bukti tersebut akan menjadi lokasi klaster pemerintahan, namun lokasi istana kepresidenan belum tentu berada di bukit tersebut, Presiden menyerahkan kepada arsitek di mana lokasi terbaik pendirian istana.

Saat ditanya mengenai perjalanan dan mobil yang mogok, Seskab Pramono Anung hanya mengatakan “Keren ya pemandangannya”, sedangkan Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan “Asyik-asyik saja, seru ya,” ungkap Erick sambil tersenyum meski bagian bawah celana jeansnya dan sepatu kets yang ia kenakan sudah berubah warna menjadi kecokelatan karena menginjak lumpur sepanjang jalan.

Dalam percakapan singkat di hotel di Balikpapan, Erick mengaku tidak “ngos-ngosan” saat harus berjalan berganti mobil di bukti.

“Masa badan seperti ini jalan begitu saja ‘ngos-ngosan’? Enggaklah, jaraknya kan deket, kalau lari baru (ngos-ngosan), kemarin pelan karena kalau tidak bisa kepeleset,” ungkap Erick.

Erick mengaku selain menikmati pemandangan yang bagus ia juga “menikmati” harus menyikat celana jeansnya sendiri.

“Celana jeans saya sikat sendiri, ini masih dipakai, kalau sepatu ya dibersihkan orang lain, saya bawa dua sepatu tapi satu lagi sepatu resmi,” ungkap Erick pada Rabu (18/12), sehari setelah peninjauan ibu kota baru.

Sedangkan Pramono Anung mengatakan bahwa ini adalah kunjungannya kedua ke lokasi ibu kota baru.

“Bagus ya di luar bayangan, waktu survei pertama belum seperti kemarin,” kata Pramono.

Gambaran ibu kota

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa total luas lokasi ibu kota baru adalah 256 ribu hektare dengan kawasan inti seluas 56 ribu hektare. Nantinya ibu kota baru akan terbagi menjadi sejumlah klaster yaitu klaster pemerintahan seluas 5.600 hektare, klaster kesehatan, klaster pendidikan serta klaster riset dan teknologi.

Presiden optimistis ibu kota baru akan menjadi kawasan hijau dan penuh oksigen.

“Kawasan itu akan menjadi kawasan yang hijau dan penuh dengan oksigen, tidak ada polusi tidak ada limbah, yang ada adalah banyak orang berjalan kaki, banyak orang naik sepeda, banyak orang naik transportasi umum, bebas emisi, yang ada adalah mobil-mobil listrik yang sudah zero emission saya kira bayangannya itu,” papar Presiden.

Dengan kontur yang berbukit-bukti, para arsitek maupun urban planner juga akan senang dalam “mendandani” lokasi tersebut karena akan lebih cantik dan indah dibanding hanya datar saja. Ibu kota baru itu juga dekat dengan teluk sehingga dapat mempercantik kawasan.

Tidak ketinggalan, nantinya akan ada kebun bibit nursery seluas 100 hektare yang akan membuat jutaan bibit pohon, baik pohon fast growing seperti ekaliptus, akasia tapi juga ada pohon-pohon asli di sini seperti kampar, kapur, ulin, bengkirai.

Konservasi lingkungan akan menjadi daya tarik ibu kota baru karena pemerintah ingin memperbaiki lingkungan karena sudah banyak yang rusak. Ia pun menekankan tidak ada klaster industri di ibu kota baru.

“Tidak ada pabrik di sana, ini harus ditekankan, tidak ada klaster industri,” ucap Presiden menegaskan.

Sejumlah jadwal kerja sudah dipaparkan oleh Presiden demi mewujudkan ibu kota baru. Pertama adalah pembentukan Badan Otorita Ibu Kota paling lambat Januari 2020.

Selanjutnya akan dilakukan pembahasan undang-undang yang mendukung pendirian ibu kota negara yang masuk dalam omnibus law. Ada 14 UU yang terkait dengan UU Ibu Kota masuk ke dalam omnibus law dan ditargetkan selesai pada April 2020.

Kemudian pada Juni 2020, Detail Engineering Design (DED) sudah rampung karena pada akhir Desember 2019 gagasan besar untuk desain sudah masuk ke hal yang lebih mendetail.

“Setelahnya langsung dilakukan land clearing dan pembangunan infrastruktur dasar sehingga kita harapkan tahun depan sudah mulai pembangunan gedung-gedungnya terutama akan diselesaikan untuk gedung-gedung pemerintahan lebih dulu sehingga klaster pemerintahan yang kita harapkan 2023 sudah bisa diselesaikan,” ujar Presiden menjelaskan.

Pararel dengan pembangunan klaster pemerintah, dilakukan juga pembangunan sarana transportasi umum, air dan listrik.

“Kita harapkan klaster pemerintahan ini bisa diselesaikan dalam waktu 4 tahun, sedangkan untuk klaster lain kita ajak PPP (Public Private Partnership), KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha), mengajak, swasta baik di klaster pendidikan, klaster kesehatan, klaster riset dan inovasi termasuk nanti BUMN dan kawasan bisnis dan semibisnis sehingga itu juga akan dikerjakan secara pararel, kira-kira gambaran besarnya itu,” ungkap Presiden.

Sedangkan untuk nama ibu kota baru masih akan diputuskan hingga pertengahan 2020.

“Nama ibu kota saat pertengahan tahun. Pada saat nanti awal ground breaking, peletakkan batu pertama, nama akan langsung kami sampaikan,” tambah Presiden.

Kerja bersama

Untuk mengerjakan ibu kota tersebut yang diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp466 triliun tersebut, Presiden Joko Widodo mengaku tidak mungkin hanya menggunakan APBN.

“Kalau pikirannya negatif tok ya repot, bagi-bagi proyek ya harus dibagi. Masa kita kerjain sendiri? APBN habislah. Artinya keterlibatan di luar pemerintah itu sangat diperlukan,” kata Presiden

Pembangunan yang besar dengan anggaran besar, menurut Presiden jangan sampai mengganggu APBN. Pemerintah pun ingin mencari sumber pendanaan yang semua negara melakukan sehingga tidak membebani negara tapi pembiayaan bersama baik melalui PPP (Public Private Partnership), KBPU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha), investasi swasta maupun cara lainnya.

“Justru itu yang kita harapkan, misalnya, untuk transportasi, ada yang ingin menawarkan ‘Pak transprotasi kami bukan dengan energi fosil tapi non-fosil’. Bagus, saya tanya berapa biayanya, ooh hitungannya masih (masuk) silakan kontestasi sajalah,” ungkap Presiden.

Ada juga pihak swasta yang ingin mendirikan universitas dan dipersilakan untuk membangun oleh Presiden.

“Ya silakan (membangun), ngapain kita keluar uang kalau dari non-APBN bisa dan ini yang sedang kita kembangkan. Artinya yang dibangun adalah trust, kepercayaan ibu kota sebuah gagasan yang patut didukung oleh mereka,” ucap Presiden menegaskan.

Dengan keterlibatan pihak swasta, menurut Presiden, masyarakat lokal Kalimantan Timur juga akan menikmati manfaatnya.

“Kalau di ibu kota baru ada perguruan tinggi kelas dunia, klaster inovasi di situ siapa sih yang menikmati? Anak-anak muda kita, di situlah secara tidak sadar Samarinda, Balikpapan akan menikmati fasilitas-fasilitas di ibu kota, dimanfaatkan saja sebaik-baiknya. Talenta-talenta kita dari Balikapapan dan Samarinda akan bergabung dengan talenta global, di situ secara tidak sadar akan berkompetisi dan berbenah,” tutur Presiden Joko Widodo.

Jadi sudah siapkah rakyat Indonesia memulai teroka ibu kota?

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer