BBKSDA Papua lepasliarkan 20 ekor Penyu Lekang

admin

Jayapura (ANTARA) – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua melepasliarkan 20 Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) di pantai Marekisi, Kampung Yewena, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BBKSDA Papua Aziz Bakri dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jayapura, Rabu, mengatakan, pelepasan penyu agar kembali hidup liar di alam bebas itu dilaksanakan untuk memperingati Hari Penyu Sedunia yang diperingati pada 23 Mei setiap tahun.

“Ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap kelestarian keanekaragaman hayati, khususnya penyu lekang,” katanya.

Menurut Aziz, salah satu keistimewaan penyu lekang dapat dilihat dari status konservasi-nya, baik pada tingkat regional maupun internasional.

“Di Indonesia penyu lekang dilindungi undang-undang berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi,” ujarnya.

Dia menjelaskan, berdasarkan daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) penyu lekang berstatus Vulnerable/VU (rentan).

“Artinya spesies ini terancam punah kecuali bila kondisi yang menekan kelangsungan hidup dan perkembangbiakannya berangsur membaik,” katanya.

Lepas liarkan 20 penyu lekang dilakukan bersama kelompok Desa Binaan Konservasi Marekisi Nung dan PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku Papua pada Sabtu (28/5) .

Dengan demikian pihaknya menyampaikan terima kasih kepada PLN UIP Maluku Papua atas kepedulian terhadap pelestarian penyu lekang di Kampung Yewena dengan menyerahkan bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebesar Rp75 juta kepada Kelompok Desa Binaan Marekisi Nung.

“Bantuan tersebut dicanangkan untuk membangun lima bak penetasan penyu dengan kapasitas keseluruhan mencapai 800 tukik (anak penyu),” ujarnya.

Pihaknya juga memberikan apresiasi kepada kelompok desa binaan Marekisi Nung, khususnya kepada seorang warga Karel Indey sebagai pelopor pelestarian penyu di Kampung Yewena.

“Luar biasa menyimak sejarah Pak Karel Indey yang melestarikan penyu ini benar-benar dilandasi jiwa konservasi, berdasarkan kesadaran yang muncul dari dalam diri beliau sendiri,” katanya.
 

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer