Ahli: Rayakan Imlek di rumah saja dan perketat prokes

Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr. Ede Surya Darmawan, SKM,MDM, berharap masyarakat dapat merayakan Hari Raya Imlek dan menahan diri untuk tidak berlibur saat libur panjang (long weekend) pekan ini, demi memutus rantai penyebaran COVID-19.

“Untuk meredam penularan, pilihannya adalah memutus hubungan orang agar tidak berkomunikasi dalam hal ketemu fisik sehingga tidak terjadi penularan,” kata Dr. Ede melalui keterangan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diterima ANTARA, Kamis.

Melihat tren selama hampir setahun pandemi COVID-19, liburan panjang berarti potensi kenaikan jumlah kasus. Trennya ada peningkatan sebesar 40 persen setelah liburan panjang. Pada dasarnya, prinsip penanganan penyakit menular seperti COVID 19 adalah memutus transmisi penularan dari sumbernya.
 
Proses penularan terjadi melalui interaksi antar pribadi dalam lingkup interaksi sosial yang kemudian interaksi ini meluas.

Sebelumnya, Indonesia sudah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di awal April 2020 dengan sangat ketat dan hasilnya kasus tertahan.

“Namun, kemudian kita tergoda dengan mudik dan pulang kampung maka jumlah kasus meningkat. Kemudian di Agustus naik lagi sampai liburan natal dan tahun baru. Semuanya memiliki rumus yang sama, yaitu liburan – perjalanan/mobilitas – terjadi kerumunan. Inilah pola hal yang harus kita hafal,” kata Dr. Ede. 

Diharapkan, jika pada long weekend Imlek kita bisa menahan, maka otomatis jumlah kasus akan menurun. Tak lupa selalu tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

“Mari menjadi masyarakat yang bijak dan cerdas belajar dari masa lalu, serta berani mengatakan untuk tetap di rumah saja dalam merayakan Imlek tahun ini. Agar tidak terjadi lonjakan dan peningkatan kasus,” imbuh Dr. Ede.

Lebih lanjut, Dr. Ede berpendapat pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang makin kecil masuk ke mikro dinilai ideal supaya gerak langkah virus tidak membesar.

“Untuk implementasinya membutuhkan keseriusan. Lakukan penemuan kasus secepat-cepatnya. Bila memungkinkan, hari ini kontak besok sudah ditentukan statusnya. Perlu ada bantuan untuk orang-orang membutuhkan terutama bahan-bahan dasar seperti makanan. Maka mereka bisa stay at home, menyembuhkan diri sendiri, tidak menularkan kepada orang lain, dan harapannya jumlah kasus makin mengecil,” ujarnya.

Vaksin juga diharapkan menjadi salah satu intervensi dari kesehatan masyarakat. Intervensi terbaiknya adalah memutus rantai penularan dengan disiplin menjaga prokes 3M dan vaksinasi.

Baca juga: Resep “hot chocolate bombs” yang viral di tikTok

Baca juga: Tak harus jalan-jalan, coba kegiatan ini di rumah saat liburan panjang

Baca juga: Satgas: Penularan COVID-19 meningkat saat “long weekend”

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2021

CATEGORIES
Share This

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus (0 )