Jayapura (ANTARA) – Sebanyak 60 personel TNI-AD saat ini disiagakan untuk mengevakuasi korban helikopter MI 17 yang jatuh di sekitar Pegunungan Mandala, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Personel TNI yang disiagakan itu saat ini sudah berada di Oksibil dengan didukung tiga helikopter milik TNI-AD, kata Waka Pendam XVII Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi kepada ANTARA, Selasa pagi.
Dax yang mengaku berada di Oksibil mengatakan, belum dapat dipastikan kapan evakuasi dilaksanakan mengingat lokasinya yang berada di tebing dengan kemiringan hampir 90 derajat.
“Hari ini, Selasa (11/2) tim masih meninjau dari udara untuk melihat lokasi untuk mendroping personel yang akan melakukan evakuasi,” kata Dax seraya berharap cuaca cukup bersahabat mengingat lokasinya berada di ketinggian sekitar 11.000 feet.
Helikopter buatan Mil Helikopter, Rusia, itu diketahui tergabung pada Pusat Penerbangan TNI AD dan menerbangkan 12 penumpang termasuk lima anggota Batalion Infanteri 725/WRG.
Personel pengawak Mil Mi-17 itu adalah Kapten CPN Bambang sebagai flight engineer, Kapten CPN Aris sebagai pilot, Sersan Kepala Suriatna (T/I), Letnan Satu CPN Ahwar (kopilot), Prajurit Satu Asharul (mekanik), Prajurit Kepala Dwi Pur (mekanik), dan Sersan Dua Dita Ilham (bintara avionika).
Kemudian anggota Batalion
Infanteri 725/WRG yang turut dalam penerbangan itu adalah Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan (komandan regu), dengan anggota Prajurit Satu Yaniarius Loe (tamtama bantuan senapan otomatis), Prajurit Satu Risno (tamtama penembak senapan 1/GLM), Prajurit Dua Sujono Kaimudin (tamtama penembak senapan 2), dan Prajurit Dua Tegar Hadi Sentana (tamtama penembak senapan 4).
Helikopter MI 17 dilaporkan hilang dalam penerbangan Oksibil-Sentani sejak 28 Juni 2019.